INDUSTRY.co.id – Jakarta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah masih fokus untuk memberlakukan bahan bakar minyak (BBM) satu harga dibadingkan gas industri.
“Seperti-nya pemerintah masih lebih fokus mengutanakan BBM dibandingkan gas industri,” ujar Achmad Widjaja selaku Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Industri Hulu dan Petrokimia, kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Kamis (4/1/2017).
Ia menambahkan, pemerintah jangan terlalu fokus semata pada penyediaan BBM satu harga di seluruh Tanah Air, tapi mengabaikan penyediaan bahan bakar ramah lingkungan seperti gas untuk masyarakat dan industri.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sedangkan blok mahakam baru saja di berikan kontrak karya, sehingga ke depan pemerintah harus sungguh-sungguh melihat LNG menjadi bahan industri untuk masa depan.
“Sebab di Indonesia bahan baku energi yang terekonomis sudah ada dan melimpah secara alam,” terang Pria yang sering disapa AW.
Menurutnya, pembentukan holding BUMN Migas adalah momentum yang tepat agar pemerintah juga ikut fokus mengimplementasikan konversi BBM ke gas untuk industri.
Apalagi, lanjutnya, pemanfaatan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terus naik sejak 2013. Naiknya permintaan gas dalam negeri dan menurunnya komitmen penyaluran gas ekspor menjadi penyebab naiknya pemanfaatan gas di Tanah Air.
“Sejak 2013—2015, pertumbuhan pemanfaatan gas domestik sebesar 9 persen,” tutur AW.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian memproyeksikan kebutuhan gas untuk sektor industri sebesar 35 persen pada 2018. Kebutuhan terhadap gas akan terus meningkat seiring peningkatan proyeksi pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,67 persen tahun depan.
Sektor industri menyerap 30,88 dari total kebutuhan energi secara nasional. Dari jumlah tersebut, sebesar 70 persen dikonsumsi oleh industri lahap energi, seperti pupuk dan petrokimia, pulp dan kertas, tekstil dan produk tekstil, semen, baja, keramik, kelapa sawit, dan makan dan minuman.
Pada 2016 kebutuhan energi sektor industri mencapai 420,35 juta setara barel minyak (SBM). Dari jumlah tersebut, gas menyumbang 142,07 juta SBM atau 33,79 persen dari total kebutuhan, sedangkan kebutuhan batu bara sebesar 169,64 juta SBM atau 40,35 persen.
Dalam satuan MMBtu, tahun ini diperkirakan kebutuhan gas industri berada di angka 829.338,2 MMBtu dan diproyeksikan naik menjadi 867.071 MMBtu pada 2018.
source: http://www.industry.co.id/read/22689/kadin-pembentukan-holding-migas-jadi-momentum-tepat-implementasikan-bbm-ke-gas-industri