17 - 20 SEPTEMBER 2025

Jakarta International Expo, Jakarta - Indonesia

Apakah Kebijakan Tarif Donald Trump Berdampak pada Proyek EPC Hulu Migas di Indonesia?

Apakah Kebijakan Tarif Donald Trump Berdampak pada Proyek EPC Hulu Migas di Indonesia?

Kebijakan penerapan tarif oleh Presiden Donald Trump selama masa jabatannya (2017–2021) dikenal sebagai bagian dari pendekatan “America First”, dan banyak digunakan sebagai alat perang dagang, terutama terhadap China, tapi juga negara-negara lain.

Kebijakan Donald Trump diberlakukan untuk Baja dan Aluminium. Dimana tarif 25% untuk baja, 10% untuk aluminium. Negara terkena mana saja? Ternyata hampir semua negara (kecuali beberapa mitra seperti Kanada dan Meksiko yang kemudian dikecualikan). Tujuan tarif untuk baja dan alumunium ini untuk melindungi industri baja dan aluminium domestik AS dari impor murah. Dampak globalnya, meningkatkan harga bahan baku untuk sektor otomotif, konstruksi, energi, termasuk proyek migas dan ketenagalistrikan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan pemberlakuan tarif timbal balik (reciprocal tariffs) atas impor barang dari berbagai negara.

Pemberlakuan tarif dasar 10% untuk semua impor barang asing mulai 5 April 2025. Kemudian tarif resiprokal berlaku mulai 9 April 2025, menetapkan tarif spesifik yang lebih tinggi untuk negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar dengan AS.

​Dalam catatan ruangenergi.com, pada tahun 2025, terdapat sejumlah proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) di sektor hulu minyak dan gas (migas) Indonesia yang dijadwalkan untuk mulai beroperasi (onstream). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 15 proyek hulu migas dengan total investasi mencapai sekitar US$ 832 juta atau sekitar Rp 13,65 triliun.

Terubuk
Operator: Medco EP Natuna. Rencana Kapasitas Produksi: 6.654 barel minyak per hari (BOPD) dan 60 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) Target Onstream: Kuartal II 2025.

Balam GS Upgrade
Operator: Pertamina Hulu Rokan (PHR).Rencana Kapasitas Produksi: 35.000 BOPD
Target Onstream: Kuartal I 2025.

NDD A14 Stage-2
Operator: Pertamina Hulu Rokan (PHR).Rencana Kapasitas Produksi: 6.723 BOPD
Target Onstream: Kuartal II 2025.

A-24
Operator: Premier Oil Natuna Sea BV.Rencana Kapasitas Produksi: 6,7 MMSCFD gas
Target Onstream: Kuartal III 2025

CEOR Minas
Operator: Pertamina Hulu Rokan (PHR).Rencana Kapasitas Produksi: 3.000 BOPD
Target Onstream: Kuartal IV 2025

Total investasi untuk ke-15 proyek ini diperkirakan mencapai US$ 832 juta atau sekitar Rp 13,65 triliun. Jika semua proyek berjalan sesuai rencana, tambahan produksi yang dihasilkan diharapkan mencapai 233.389 barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri dari 73.335 BOPD minyak dan 896 MMSCFD gas.

Proyek-proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produksi migas nasional dan mendukung ketahanan energi Indonesia.

Source: ruangenergi.com